RAUNGAN RAHWANA
Oleh: Lynatu Khoirinnisa (XI MIPA 5)
Ketika semilir angin menyusup di sela dedaunan
Ketika kilauan senja mengintip dibalik kubah pohon pinang
Seketika aku terpesona
Disini, di keheningan Hutan Dandaka
Wahai titisan Dewi Widowati,
Rambutmu tergerai bak selendang penari
Elokmu seakan menggoda burung perkici
Harummu layaknya menantang bunga kasturi
Rasa serakah mulai gerogoti jiwa
Tak peduli kau milik Sri Rama
Apalagi lingkaran rajah yang dibangun Laksmana
“Hai kau Kala Marica !
Menjelmalah menjadi kijang kencana !
Tarik perhatianya !
Ini titah Sang Maha Raja Alengka !”
Nafsu angkara menggelung jiwa dan raga
Kubawa kau ke Taman Argasoka
Tapi apa balasanmu ?
Kau hempaskan,
Kau tolak mentah-mentah rasa yang tak terhalang waktu
Hingga kera putih menyerang
Anoman, ksatria dari Tanah Kendalisada
Ubah Alengka Diraja jadi kepingan arang
Hangus, lebur, tak tersisa
Di dalam kurungan Bukit Sumawana
Aku meraung dalam keheningan
“Tuhan, mengapa Kau tumbuhkan rasa ini jika memang terlarang ?
Walaupun berkali-kali jiwa melayang
Berkali-kali pula diri ini Kau hidupkan
Namun, rasa ini tetap tak Kau hilangkan.”
(Raungan Rahwana, raungan duka cita dari
kisah terlarang milik penguasa Alengka)
*Puisi berjudul Raungan Rahwana menjadi juara 3 dalam lomba cipta puisi dalam rangka Bulan Bahasa SMAN 1 Bobotsari